Kamis, 17 Mei 2012

SMA MUJAHIDIN

SMA ISLAM SURABAYA
SMA UNGGULAN SURABAYA

Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah swt. atas segala nikmat dan kebahagiaan yang dianugerahkan kepada kita sekalian.Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. 
Terima kasih penulis sampainkan kepada Kepala Sekolah SMA Mujahidin, Dewan Guru, Karyawan, dan Siswa - Siswi SMA Mujahidin Surabaya atas semua bantuan baik moril maupun materiil. Wabilkhusus, kepada Yayasan Masjid Mujahidin.
Para pembaca yang dirahmati Allah, salam ukhuwah islamiyah, salam kenal dengan lembaga kami SMA Mujahidin Surabaya semoga perkenalan ini mendatangkan manfaat bagi kita sekalian dan terima kasih atas partisipasi pembaca dan atas kepercayaannya kepada kami dengan bergabung dan mendaftarkan Putra - Putrinya di SMA Mujahidin Surabaya.

SMA Mujahidin berkometmen untuk mencetak generasi islam yang unggul di semua aspek kehidupan. yang insya Allah menjadi Manusia yang bermanfaat dan berakhlaqul Karimah. 
Sambil memohon ampun kepada Allah dan dengan harapan semoga cita - cita kita sekalian dikabulkan. Amin ya rabbal 'alamin ya mustajibas saailin.
Kritik dan saran membangun senantiasa kami harapkan. Kurang dan lebihnya kami mohon maaf yang sebesar - besarnya.

Wassalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.


Penulis.,
Mukti Ali, S.Pd.I


SMA ISLAM SURABAYA
SMA UNGGULAN SURABAYA
SMA ISLAM
SMA UNGGULAN



Selasa, 08 Mei 2012

Catatan Guru

 
Chusnul Mu’allif,S.S
Guru Bahasa Inggris SMA Mujahidin


                                     Ujian  Nasional Tiba, Tiba-tiba Syirik Mewabah
                              
       “   Fenomena yang terjadi setiap tahun dalam masyarakat kita. Setiap ujian nasional tiba, orang tua sangat khawatir jika anaknya tidak lulus ujian nasional. Banyak orang tua pergi ke Dukun, istilah kerennya “paranormal”. Padahal kita tahu bahwa memohon bantuan ke selain Allah,SWT adalah syirik. Orang tua datang kedukun agar anaknya bisa lulus ujian nasional. Sebelum kita bahas tentang fenomena tersebut, marilah kita mencoba mengetahui apakah ujian nasional itu. Apa sih ujian nasional itu? Makhluk apakah itu?Mengapa sih kok banyak orang khawatir dengan ujian nasional?
        Ujian Nasional adalah tes kompetensi bagi siswa untuk mengukur kemampuan siswa selama mereka belajar di bangku sekolah. Masing-masing level pendidikan baik dari tingkat pendidikan dasar, menengah maupun atas harus melalui Ujian Nasional agar mereka dinyatakan lulus dan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Permasalahan yang timbul selama ini banyak siswa, orang tua dan sekolah merasa bahwa policy yang diambil pemerintah kadang tidak adil bagi mereka. Memang dalam pelaksanaan Ujian Nasional ada yang pro and contra.

Bagi mereka yang pro Ujian Nasional mengatakan :
1.       Ujian Nasional perlu dilaksanakan untuk mengukur kemampuan siswa.
2.       Ujian Nasional dilaksanakan untuk standarisasi pendidikan nasional.
3.       Untuk continue their study ke jenjang yang lebih atas dari Sekolah Dasar ( SD ) ke Sekolah Tingkat Pertama ( SMP ), kemudian ke jenjang Sekolah Menengah Atas dan berlanjut ke perguruan tinggi  perlu adanya instrument penilaian yaitu ujian nasional.
4.       Dengan ujian nasional akan tercipta keseragaman dalam hal penilaian.

Bagi mereka yang contra terhadap Ujian Nasional  berpendapat :
1.       Ujian Nasional tidak tepat karena yang diujikan hanya kompetensi cognitive saja tanpa memperhatikan psikomotor dan afektif.
2.       Penentuan kelulusan hanya terjadi dalam waktu ujian nasional saja ( 4 atau 3 ) hari saja, tanpa memperhatikan lamanya waktu mereka study.
3.       Standart  soal  ujian nasional sama tanpa memperhatikan kemampuan, fasilitas ataupun letak geografis daerah di Indonesia. Mereka yang ada di pulau Jawa jelas berbeda dengan siswa yang ada di Papua, Ambon, Aceh atau daerah pedalaman baik dalam hal kemampuan, fasilitas ataupun guru nya.
4.       Mereka setuju ujian nasional jika digunakan mapping ( pemetaan ) daerah-daerah mana yang perlu pembenahan dan peningkatan mutu pendidikan nasional.

Terlepas dari itu semua, baik itu yang setuju atau tidak dengan ujian nasional marilah kita sama-sama meningkatkan pendidikan di Indonesia.
      Tapi yang kita diskusikan dalam hal ini banyak orang tua, siswa, khawatir mereka tidak lulus ujian maka banyak cara yang ditempuh, yang paling ngetren banyak orang tua yang pergi ke Dukun untuk meminta pada si Dukun agar meluluskan anaknya dalam ujian nasional. Bahkan ada indikasi DUKUN TIBA-TIBA LARIS menjelang ujian nasional. Sudah demikian tidak rasionalkah masyarakat kita? Sudah parahkah kadar keimanan kita?Layakkah kita di sebut muslim yang taqwa?
Padahal kita tahu jika kita minta sesuatu selain Allah,SWT kita disebut orang yang syirik kepada Allah. Kalau kita ingin lulus wajib bagi siswa untuk belajar dengan giat, ikut lembaga bimbingan belajar dan serius dalam menuntut ilmu. Itu tawakal kita, dalam hal teknis. Dalam hal non teknis kita langsung minta kepada Allah,SWT, dengan meningkatkan ibadah kepada Allah,SWT melalui Sholat lima waktu, sholat dhuha ditambah sholat tahajjud dan puasa senin-kamis. Dan yang terpenting kita minta doa restu kepada orang tua kita, memohon maaf, mencium tangan kedua orang tua kita, itu jauh lebih dahsyat daripada harus ke Dukun yang hasil tidak jelas dan membuat kita menciptakan dosa yang sangat besar meminta kepada selain Allah,SWT.


Dengan meminta kepada dukun secara tidak sadar, kita telah syirik kapada ALLAH,SWT.
Seperti didalam Al qur’an surat An nisa’ 48.
Yang artinya :
“ Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik,  dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari ( syirik ) itu, bagi siapa yang di kehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar .”

        Dalam ayat ini, sudah jelas bahwa syirik merupakan dosa besar dan bagi orang yang menyekutukan Allah maka tidak akan diampuni oleh Allah. Untuk itu, sebagai umat muslim yang beriman dan bertaqwa jauhilah , hindarilah perbuatan syirik.

Kamis, 26 April 2012

Catatan Guru





 
                        


                            Oleh : Chusnul Mu’allif, S.S.
                                Guru Bahasa Inggris SMA Mujahidin



                                      To study or to work

            Untuk beberapa student, mendapatkan pekerjaan selama mereka masih belajar di sekolah adalah bukan merupakan pilihan. Working sepertinya sangat dibutuhkan oleh mereka yang tergolong sebagai siswa miskin. Mereka selama ini merasa bahwa bekerja ketika masih sekolah bisa membantu orang tua untuk biaya pendidikan dan membantu biaya hidup.Tapi belajar sambil bekerja bukan merupakan pilihan yang baik. Walau kita tahu bahwa mereka sangat membutuhkan pekerjaan, tapi belajar merupakan yang utama. Bagaimanapun juga, bekerja bukan hanya satu-satunya pilihan bagi mereka jika ada beberapa alternative yang lebih baik untuk membantu mereka.
             Ada beberapa cara untuk membantu mereka dalam mendapat pendidikan berkualitas sekaligus membantu mereka untuk membantu biaya hidup. Memberikan pinjaman yang sangat lunak bagi siswa miskin, bantuan dana pendidikan dan scholarships merupakan alternative yang bagus bagi mereka. Lebih baik berkompetisi untuk mendapatkan scholarship daripada bekerja. Itu akan mendorong mereka untuk berprestasi dalam belajar.
             Tapi sebaliknya, tidak semua siswa mendapatkan kesempatan berkompetisi sekaligus memenangkan perebutan scholarship. Mendapatkan kesempatan sama, siswa yang memiliki kemampuan yang pas-pasan akan sulit untuk mendapatkan scholarship. Walaupun bekerja sambil sekolah merupakan pilihan yang tidak salah,tapi itu sangat sulit. Manage the time for working and studying is very difficult. Tidak mudah memanage waktu untuk bekerja dan belajar, harus seimbang antara waktu  belajar dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semua itu tidak semudah yang siswa pikirkan bahawa bekerja sambil belajar mudah dilakukan
              Seperti kita ketahui bahwa Kepala Dinas Pendidikan Drs. H. Sahudi, Mpd. mengatakan bahwa setiap sekolah negeri tidak boleh menolak siswa miskin untuk sekolah, terutama  pendidikan wajib belajar 9 ( Sembilan ) tahun mulai Sekolah Dasar ( SD ) sampai Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama mendapatkan bantuan berupa BOS ( Bantuan Operasional Sekolah ) sedangkan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan mendapatkan BOPDA ( Bantuan Operasional Pendidikan ). Untuk Sekolah Berstandar Internasional wajib memberikan porsi 5 % untuk siswa miskin.
              Apakah semua usaha itu mampu mengurangi siswa untuk tidak bekerja sambil sekolah? Mampukah kita semua mengusahakan pendidikan berkualitas? Itu tergantung kita.
           Seperti yang di amanatkan dalam UUD’45 pasal 34 :
“ Fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh Negara “.
Dalam pasal ini Negara berkewajiban untuk mengangkat kehidupan mereka menjadi lebih baik  secara ekonomi maupun dalam hal pendidikan.
UUD’45 pasal 32 :
“menyatakan bahkan setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”.
Pendidikan untuk semua orang baik kaya maupun miskin.  Education for All.
          Kita yang mengadakan pendidikan Islam mulai tingkat Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas harus berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa terutama bagi generasi Islam,sehingga kita memjadi generasi muslim yang cerdas dan berkualitas untuk menegakkan Islam.
      
Seperti yang terdapat dalam Al-Qur'an:
Artinya ;  Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadilah :11)

Jelas dikatakan dalam AlQur’an bahwasannya Allah SWT  akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu. Untuk itu Yayasan Masjid Mujahidin yang didalamnya ada lembaga pendidikannya sudah menjadi suatu kewajiban bagi para pendidik untuk mencetak generasi muslim yang beriman dan berilmu.