Oleh : Chusnul Mu’allif, S.S.
Guru
Bahasa Inggris SMA Mujahidin
To study or to work
Untuk beberapa student,
mendapatkan pekerjaan selama mereka masih belajar di sekolah adalah bukan
merupakan pilihan. Working sepertinya sangat dibutuhkan oleh mereka yang
tergolong sebagai siswa miskin. Mereka selama ini merasa bahwa bekerja ketika
masih sekolah bisa membantu orang tua untuk biaya pendidikan dan membantu biaya
hidup.Tapi belajar sambil bekerja bukan merupakan pilihan yang baik. Walau kita
tahu bahwa mereka sangat membutuhkan pekerjaan, tapi belajar merupakan yang
utama. Bagaimanapun juga, bekerja bukan hanya satu-satunya pilihan bagi mereka
jika ada beberapa alternative yang lebih baik untuk membantu mereka.
Ada beberapa cara untuk membantu
mereka dalam mendapat pendidikan berkualitas sekaligus membantu mereka untuk
membantu biaya hidup. Memberikan pinjaman yang sangat lunak bagi siswa miskin,
bantuan dana pendidikan dan scholarships merupakan alternative yang
bagus bagi mereka. Lebih baik berkompetisi untuk mendapatkan scholarship daripada
bekerja. Itu akan mendorong mereka untuk berprestasi dalam belajar.
Tapi sebaliknya, tidak semua siswa
mendapatkan kesempatan berkompetisi sekaligus memenangkan perebutan scholarship.
Mendapatkan kesempatan sama, siswa yang memiliki kemampuan yang pas-pasan akan
sulit untuk mendapatkan scholarship. Walaupun bekerja sambil sekolah merupakan
pilihan yang tidak salah,tapi itu sangat sulit. Manage the time for working
and studying is very difficult. Tidak mudah memanage waktu untuk
bekerja dan belajar, harus seimbang antara waktu belajar dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Semua itu tidak semudah yang siswa pikirkan bahawa bekerja sambil
belajar mudah dilakukan
Seperti kita ketahui bahwa Kepala
Dinas Pendidikan Drs. H. Sahudi, Mpd. mengatakan bahwa setiap sekolah negeri
tidak boleh menolak siswa miskin untuk sekolah, terutama pendidikan wajib belajar 9 ( Sembilan ) tahun
mulai Sekolah Dasar ( SD ) sampai Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah Pertama mendapatkan bantuan berupa BOS ( Bantuan
Operasional Sekolah ) sedangkan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah
Kejuruan mendapatkan BOPDA ( Bantuan Operasional Pendidikan ). Untuk Sekolah
Berstandar Internasional wajib memberikan porsi 5 % untuk siswa miskin.
Apakah semua usaha itu mampu
mengurangi siswa untuk tidak bekerja sambil sekolah? Mampukah kita semua
mengusahakan pendidikan berkualitas? Itu tergantung kita.
Seperti yang di amanatkan dalam
UUD’45 pasal 34 :
“ Fakir miskin dan anak
terlantar di pelihara oleh Negara “.
Dalam pasal ini Negara
berkewajiban untuk mengangkat kehidupan mereka menjadi lebih baik secara ekonomi maupun dalam hal pendidikan.
UUD’45 pasal 32 :
“menyatakan bahkan setiap warga
Negara berhak mendapatkan pengajaran”.
Pendidikan untuk semua orang
baik kaya maupun miskin. Education
for All.
Kita yang mengadakan pendidikan Islam
mulai tingkat Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas harus berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
terutama bagi generasi Islam,sehingga kita memjadi generasi muslim yang cerdas
dan berkualitas untuk menegakkan Islam.
Seperti
yang terdapat dalam Al-Qur'an:
Artinya ; Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al Mujadilah :11)
Jelas dikatakan dalam AlQur’an
bahwasannya Allah SWT akan meninggikan
derajat orang yang beriman dan berilmu. Untuk itu Yayasan Masjid Mujahidin yang
didalamnya ada lembaga pendidikannya sudah menjadi suatu kewajiban bagi para
pendidik untuk mencetak generasi muslim yang beriman dan berilmu.